Senin, 04 Februari 2013

Teknologi AGPI (Agricultural Growth Promoting Inoculants)

Sama halnya dengan manusia, tanaman membutuhkan zat makanan atau biasanya di sebut unsur hara dalam jumlah yang cukup berimbang, jika salah satu atau beberapa zat makanan tidak berada dalam jumlah yang cukup, pertumbuhannya menjadi tidak normal dn produktivitas tidak optimal. Pupuk merupakan salah satu komponen yang sangat penting untuk meningkatkan produksi. Penemuan pupuk kimia (anorganik) merupakan salah satu pemicu terjadinya revolusi hijau (bidang pertanian). Penggunaan pupuk kimia seperti Urea, ZA, TSP dan KCL di Indonesia mampu meningkatkan hasil pertanian. namun tanpa disadari penggunaan pupuk kimia secara terus menerus terbukti sangat merugikan. Pemakaian pupuk kimia dalam jangka waktu lama dapat merusak sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga kemampuan tanah untuk mendukung ketersediaan air, hara dan kehidupan mikroorganisme menurun.
Akhir-akhir ini sering terdengar keluhan dari para petani karena hasil panennya dari tahun ke tahun terus menurun. Selain itu, tanaman sering diserang hama dan frekuensi penen terus menurun (hanya satu kali panen dalam satu tahun). Keadaan ini terjadi karena tingkat kesuburan tanah dan bahan organik tanah mengalami penurunan. Akibatnya kemampuan tanah untuk mendukung ketersediaan air, hara dan kehidupan mikroorganisme yang dibutuhkan tanaman mengalami penurunan. Keadaan diatas sebenarnya tidak akan terjadi jika tanah mendapat perlakuan yang baik, misalnya, penggunaan pupuk yang aman bagi tanaman dan tanah, salah satu jenisnya adalah pupuk organik. Pemanfaatan pupuk organik mulai dilakukan oleh petani di Indonesia. Seiring dengan pola manusia cenderung back to nature, pemanfaatan pupuk organik semakin meningkat. Oleh karena itu pemakaian pupuk organik semakin meningkat. Oleh karena itu pemakaian pupuk organik termasuk pupuk organik cair semakin digemari oleh masyarakat petani.
Anda sebagai pelaku usaha pertanian harus sadar bahwa menjaga kelestarian lingkungan adalah kewajiban bersama. Kondisi tanah pertanian harus kita lindungi agar tidak terjadi pemberian pupuk kimia dan biologi tidak timpang yang kemudian hari akan mengganggu kesuburan tanah. Masa depan generasi penerus kita tidak lepas dari warisan tanah-tanah pertanian yang sekarang ini kita berdayakan untuk kepentingan sandang, pangan dan lainnya. Dalam mengatasi hal tersebut dan di bawah bimbingan langsung penemu dari Teknologi AGPI (Agricultural Growth Promoting Inoculants) memproduksi pupuk hayati dengan merk GRIKULAN PLUS yang dapat digunakan untuk semua jenis tanaman dan jenis lain untuk ternak serta tambak/ perikanan. Teknologi GRIKULAN PLUS adalah suatu teknologi penyubur tanah dan tanaman, dengan menggunakan pupuk hayati (organik) GRIKULAN PLUS yang dibuat dengan teknologi Agricultural Growth Promoting Inoculants (AGPI), yaitu suatu inokulan campuran yang berbentuk cair, mengandung hormon tumbuh indole acetic acid serta mikroba indigenous (mikroba tanah setempat) asli Indonesia, yang sangat dibutuhkan dalam proses penyuburan tanah secara biologi antara lain Azospirillum sp., Azotobacter sp., mikroba pelarut P, Lactobacillus sp., dan mikroba pendegrasi selulosa. Mikroba dan enzim tersebut dapat bekerja secara maksimal dan dapat mengubah unsur hara yang tadinya sulit untuk diserap tanaman menjadi unsur hara yang mudah diserap tanaman menjadi unsur hara yang mudah diserap oleh tanaman sehingga penggunaan pupuk menjadi sangat efisien.

Untuk Informasi lebih lanjut hubungi :

Rachman Amanta Putra
Direktur Operasional CV.SEMAR
087770222440

Tidak ada komentar:

Posting Komentar